11 Pendulang Emas Korban Serangan KKB di Papua Berhasil Dievakuasi, Pasutri Sandera Selamat

Papua Pegunungan – Sebanyak 11 jenazah pendulang emas yang menjadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Papua Pegunungan telah berhasil dievakuasi. Proses evakuasi dilakukan dari lima lokasi berbeda di dua kabupaten, yakni Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang.

Kapolda Papua, Irjen Pol Patrige Renwarin, mengonfirmasi evakuasi tersebut. Ia menyebutkan bahwa sepuluh jenazah berhasil dievakuasi dari empat titik lokasi penambangan emas ilegal di Kabupaten Yahukimo, sementara satu jenazah lainnya dievakuasi dari kawasan Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Lihat Video Terkait : https://www.youtube.com/TV Gakorpan News

“Memang benar, dari laporan yang kami terima, 11 orang pendulang yang menjadi korban telah dievakuasi,” ujar Irjen Patrige, dikutip dari Antara, Sabtu (12/4/2025).

Dua jenazah terakhir yang dievakuasi dari wilayah Tanjung Pomali saat ini telah berada di RSUD Dekai. Sementara jenazah dari wilayah Kawe telah dipindahkan ke Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel. Adapun sepuluh jenazah lainnya masih berada di RSUD Dekai guna proses identifikasi lebih lanjut.

Dalam insiden yang sama, sepasang suami istri, Kepala Dusun bernama Dani dan istrinya Geby, yang sempat disandera oleh KKB usai penyerangan, juga telah berhasil diselamatkan. Keduanya dievakuasi melalui jalur udara dan tiba dengan selamat di Bandara Dekai pada Jumat (11/4) pukul 09.00 WIT.

“Kepala dusun, Bapak Dani beserta Ibu Geby yang sebelumnya disandera KKB telah berhasil dievakuasi dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan kesehatan,” jelas Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz-2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo, dikutip dari detikSulsel.

Pihak aparat gabungan TNI-Polri saat ini masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan dan memperketat pengamanan di sejumlah titik rawan di wilayah Yahukimo dan sekitarnya.

“Hingga saat ini kami telah menemukan sembilan jenazah korban penyerangan, dan masih ada lima jenazah lainnya yang akan dievakuasi hari ini, Sabtu (12/4),” tutup Kombes Yusuf.

Kontak Tembak Warnai Proses Evakuasi Jenazah Pendulang Emas di Yahukimo

Yahukimo, Papua Pegunungan — Proses evakuasi jenazah para pendulang emas di Bandara Nop Goliat, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, diwarnai aksi penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Jumat (11/4/2025). Insiden ini sempat menghambat proses evakuasi dan memicu kontak tembak antara KKB dan aparat keamanan di sekitar bandara.

Kepala Operasi Satuan Tugas Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani, membenarkan adanya baku tembak yang terjadi di kawasan bandara saat proses evakuasi berlangsung. “Situasi di TKP (lokasi pencarian pendulang emas) tidak ramai. Namun, di Bandara Dekai terjadi kontak tembak antara kami dan KKB,” ujarnya, Jumat sore.

Meski sempat terjadi baku tembak, Faizal memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. “Tidak ada korban,” tegasnya.

Faizal menjelaskan, pengamanan bandara diperkuat oleh aparat gabungan yang terdiri dari personel Marinir, Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), Satuan Brimob, serta Satgas Damai Cartenz. “Kami harus amankan perimeter bandara karena helikopter terus berlalu-lalang untuk proses evakuasi,” jelasnya.

Evakuasi jenazah pendulang emas telah dimulai sejak Kamis (10/4/2025), di mana tiga jenazah berhasil dievakuasi—dua orang ke Dekai, Kabupaten Yahukimo, dan satu orang ke Kabupaten Pegunungan Bintang. Proses evakuasi dilanjutkan pada Jumat (11/4/2025), dengan enam jenazah dievakuasi dari Kampung Bingki dan Muara Kum ke Dekai.

Dengan demikian, total sembilan jenazah berhasil dievakuasi dalam dua hari, terdiri dari delapan jenazah ke Kabupaten Yahukimo dan satu jenazah ke Kabupaten Pegunungan Bintang.

Diketahui, aksi penyerangan dan pembunuhan terhadap para pendulang emas ini terjadi pada Minggu (6/4/2025) dan Senin (7/4/2025), yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata separatis yang kerap beroperasi di wilayah tersebut.

Aparat keamanan kini terus memperketat pengamanan di kawasan Yahukimo, guna memastikan stabilitas dan kelancaran proses evakuasi serta penyelidikan lebih lanjut atas serangkaian insiden kekerasan ini.

Jenazah Korban Serangan KKB di Pegunungan Bintang Dipulangkan ke Kampung Halaman di Toraja Utara

Jenazah Riston Kamma (28), korban penyerangan brutal yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di kawasan tambang emas ilegal Kali Merah, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, akhirnya dipulangkan ke kampung halamannya di Tallunglipu, Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (12/4).

Suasana duka menyelimuti Bandara Mopah, Merauke, saat peti jenazah tiba pada pukul 06.20 WIT. Keluarga korban dari Kabupaten Boven Digoel turut hadir untuk menyambut kedatangan almarhum dengan isak tangis haru.

Riston ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan dengan tiga anak panah tertancap di tubuhnya serta luka bacokan di leher dan kedua tangan. Berdasarkan kesaksian rekan korban yang juga merupakan salah satu penambang, Ikbal, Riston menjadi korban keganasan kelompok bersenjata yang menyerang area pertambangan tempat mereka bekerja.

“Dari tempat persembunyiannya, Ikbal mendengar teriakan Riston. Salah satu dari tiga orang yang berhasil melarikan diri sempat melihat Riston ditahan oleh dua anggota KKB dalam kondisi lemas, dengan tiga anak panah menancap di tubuhnya, sebelum akhirnya ditebas dengan parang di bagian leher,” ujar Luther, salah satu perwakilan tim evakuasi.

Setelah situasi dirasa cukup aman, Ikbal keluar dari tempat persembunyiannya dan menemukan jenazah Riston tergeletak di lokasi kejadian. Ia segera mengabarkan hal tersebut kepada rekan-rekan penambang lainnya.

“Mereka katakan Riston sudah meninggal dibantai dan rencananya baru akan meninggalkan lokasi keesokan harinya. Namun, karena khawatir akan serangan lanjutan, saya minta agar mereka segera pergi,” jelas Luther.

Sekitar 100 penambang akhirnya bergotong-royong memikul jenazah Riston secara bergantian menuju pelabuhan kecil Pisang Pisang untuk proses evakuasi lebih lanjut.

Pihak keluarga berharap agar kejadian ini mendapat perhatian serius dari pemerintah dan aparat keamanan, mengingat terus berulangnya aksi kekerasan yang melibatkan kelompok bersenjata di wilayah Papua.

 

(Maruli)

Rekomendasi Berita

Back to top button