SEJARAH PANJANG COMAL BARU (Budayakan Membaca)

Pemalang,Gakorpan.com – Sejak sekitar Tahun 2000, munculnya sebuah tempat warung – warung yang saat ini disebut warung remang remang.

Warung tersebut diduga juga untuk melakukan hal hal yang tak pantas atau prostitusi di sebuah daerah, yang sering disebut masyarakat Comal Baru atau lebih tepatnya berlokasi di lahan PTPN-IX Desa Jatirejo – Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang.

Sekiranya pada 2010 warga mulai kasak kusuk tak nyaman dengan adanya praktik prostitusi yang sebetulnya masih embrio tersebut, namun perlawanan warga belum bisa secara massiv karena diduga tempat tersebut di back-up oleh oknum purnawirawan dan preman² kampung.

Tahun berlalu, tempat yang semula masih embrio semakin membesar karena diamnya orang yang mengerti soal tersebut, pada 2018 perlawanan warga besar-besaran terjadi, warga sudah clear dengan pihak PTPN-IX untuk memberangus tempat tersebut, namun arah politik berbeda, (SATPOL-PP tarik barisan gessss, krn dugaan kuat bupati terdahulu tidak merestui dibongkarnya tempat tersebut, singkat cerita ada orang terdekat yang membisiki kanjenge untuk ttp mempertahankan tempat tsb krn bisa jadi passive income bagi orang dekat kanjenge tsb.

Alhasil beberapa pemuda desa jatirejo jadi korban & di tersangkakan karena offside melakukan perusakan terhadap warung remang² tersebut, namun bahasa ditersangkakan disini sesungguhnya bahasa penggembosan yang dilakukan oleh birokrasi dalam hal ini yang paling berperan adalah camat pada masa itu 2018, ya warga ditakut²i kena pasal ini itu intinya agar tidak berani buka suara lagi.

Perjuangan 2018 tidak sia², walaupun api sudah dipadamkan namun bara masih belum dihilangkan, mereka masih tetap berkonsolidasi secara silent, hingga arah angin politik berubah di 2022, karena pemerintahan terbaru menjunjung visi agamis, pemkab mendukung sekali dengan rencana pembongkaran tempat prostitusi tersebut.

Dukungan tersebut bisa dinilai dari gigihnya kerja SATPOL-PP yang hampir setiam malam melakukan sosialisasi dan tipiring di tempat tsb, tujuannya apa? Agar dagangane sepi karena tidak ada pembeli, itu upaya terbaik yang sudah dilakukan satpol PP karena Perda Pelacuran konteksnya hanya tindakan prostitusi saja bukan pada eksekusi bangunannnya, kalau bangunan ya tetap wewenang pemilik lahan.

Akhirnya gerakan warga disambut baik dukungan dari berbagai elemen masyarakat lainnya, alasan mendasar berbagai elemen tersebut turut terlibat dalam gerakan ini adalah karena tempat prostitusi tersebut sangat dekat dengan sekolah, tempat ibadah bahkan rumah sakit.

Akhirnya warga bersama elemen masyarakat tersebut “nggruduk” PTPN IX dikantor Surakarta untuk minta kejelasan kepada direksi, dalam forum tersebut direksi menyatakan pihaknya tidak menerima uang sewa apapun terkait penggunaan lahan untuk tempat prostitusi tersebut.

Lalu apa kabar iuran pedagang ke paguyuban pedagang itu uangnya disetorkan kemana ya?

Al kisah ada oknum LSM yang pernah mengumpulkan para pekerja seks tersebut untuk halal bihalal, hingga akhirnya memperkuat posisi tawar oknum tersebut karena di pertemuan tersebut dihadiri satpol PP dan DKK, lah ketika dikonfirmasi ke kasatpol PP nya, dia menjawab bahwa kedatangannya karena diundang dan dia malah yang berinisitif jga mengundang DKK untuk tes HIV dilokasi.

Namun dari pertemuan tersebut si oknum LSM tsb memposisikan diri di hadapan para pekerja seks sebagai “sang pengaman” jadi sekiranya pengen aman ya harus ada iuran paguyuban yang mengalir ke oknum tersebut.

Lalu bagaimana issue kemanusiaannya, gerakan ini kan membunuh pekerjaan orang² tersebut?

Kemanusiaan yang seperti apa yang mau digaungkan sesungguhnya? Kemanusian yang membiarkan generasi bocah SMP 3 orang anak iuran untuk menyewa lonte?, kemanusiaan yang tempat peribadatan sambil nyawang warung remang², kemanusiaan seperti apa yang dimana bahkan warga setempat ditindas habis²an ketika mau melakukan perlawanan.

Gerakan ini tidak parsial hanya baru² ini saja, gerakan ini sejatinya sedari 2010 silam, gerakan ini lahir dari kemarahan yang mengkristal dan membesar.

Rekomendasi Berita

Back to top button