Hari Pertama Ujian Sekolah di SMAN 3 Ambon, Satu Siswa Berhalangan Karena Sakit

Ambon, Gakorpan News – Sebanyak 267 siswa SMAN 3 Ambon mengikuti hari pertama Ujian Sekolah (US) yang jatuh pada Senin (10/3/2025). Namun, satu siswa terpaksa absen karena sakit dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Ujian ini dibuka secara serentak oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku melalui Zoom yang berlangsung di Sekolah Kristen YPKPM Ambon.
Kepala SMAN 3 Ambon, Drs. M.J.Joi Sangadji, M.Pd, memastikan pelaksanaan ujian berjalan sesuai petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
“Kami mengikuti pembukaan ujian secara daring bersama sekolah-sekolah lain di Maluku. Di SMAN 3 sendiri, ujian berlangsung sesuai juknis, dimulai hari ini hingga 15 Maret,” ujar Sangadji saat ditemui awak media di ruang kerjanya.
Pada hari pertama, siswa menghadapi ujian Pendidikan Agama dan Bahasa Indonesia. SMAN 3 Ambon masih menerapkan Kurikulum 2013 dengan dua jurusan, yaitu IPA dan IPS. Dari total 268 peserta, terdiri atas 159 siswa jurusan IPA dan 109 siswa jurusan IPS, satu siswa berhalangan hadir karena sakit.
“Kami akan menjadwalkan ujian susulan setelah siswa tersebut pulih,” tambah Sangadji.
Untuk mengakomodasi jumlah peserta, sekolah telah menyiapkan 14 ruang kelas, dengan masing-masing ruang diisi maksimal 20 siswa. Berbeda dengan beberapa sekolah lain yang menggunakan komputer, SMAN 3 Ambon masih menggunakan metode ujian berbasis kertas dan pensil karena keterbatasan perangkat.
Demi menjaga objektivitas, pengawasan ujian melibatkan kerja sama dengan lima sekolah lain, yakni SMAN 7 Ambon, SMA Angkasa, SMA LKMD, SMA Siwalima, dan SMA Rehobot. Sistem ini disepakati dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).
Dalam pantauan wartawan media ini, ada beberapa siswa yang terlambat pada awal pembukaan ujian. Sangadji mengakui bahwa faktor bulan Ramadan dan jarak rumah ke sekolah menjadi penyebab utama keterlambatan.
“Banyak siswa yang tinggal jauh, seperti di Hitu dan daerah dengan akses transportasi sulit. Selain itu, beberapa siswa Muslim mungkin ketiduran setelah sahur,” jelasnya.
Pihak sekolah telah mengingatkan siswa agar hadir paling lambat pukul 07.30 WIT. Jika keterlambatan terus berulang, sekolah akan mengambil tindakan sesuai tata tertib yang berlaku.
“Kami akan mencari tahu penyebab keterlambatan mereka. Jika karena kendala transportasi atau tinggal sendiri di kos, kami akan pertimbangkan. Tapi jika tetap terlambat tanpa alasan jelas, tentu ada tindakan disiplin,” tegas Sangadji.
Ia berharap seluruh siswa dapat menyelesaikan ujian dengan baik dan mendapatkan hasil yang membanggakan.
“Kami ingin mereka lulus dengan nilai terbaik, agar bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan sekolah,” pungkasnya. (Amy)