Ini Kata Irjen. Pol. Marthinus Dalam Reuni Angkatan 87 SMAN 3 Ambon
Ambon – Gakorpan News – SMA Negeri 3 Ambon gelar kegiatan Reuni Angkatan 87 dengan Topik “Inga Almamater”, Kadensus 88 AT Polri Irjen. Pol. Marthinus Hukom, S.I.K. M,Si, yang juga merupakan salah satu Alumni 87, saat di temui beberapa awak media seusai kegiatan, bertempat di SMAN 3 Ambon, Rumah Tiga, Senin (06/11/2023) pukul 17:00 Wit.
Kepada wartawan Irjen. Pol. Marthinus, mengatakan, “Terkait dengan permintaan salah satu siswa, tentang dirinya akan menjadi jendral seperti saya, maka intinya harus belajar, latihan, Kemudian kerja keras sudah pasti, bukan hanya bagi yang ingin menjadi Polri saja, tetapi semua pekerja itu butuh satu, yaitu kemampuan yang paling penting dan diprioritaskan, kemudian kesehatan, penampilan, fisik dan lain-lain.
Tambahnya, “selain itu, ada dua arah yang harus kita lakukan yaitu pendidikan formal dan pembangunan motivasi diri masing-masing orang, karena kalau kita bisa menggabungkan pendidikan formal dan pembangunan motivasi dari diri masing-masing, Maka percayalah, kita akan bisa menciptakan generasi-generasi unggul seperti yang presiden canangkan yaitu generasi emas, jangan sampai di provinsi lain ada generasi emas muncul, maka generasi emas kita ketinggalan, lalu pada akhirnya kita tidak punya generasi yang bisa kita andalkan, karena tertinggal dengan tempat lain.
“Oleh karena itu, dengan datangnya kita senior-senior ke sini kemudian memberikan motivasi, saya pikir motivasi ini mungkin dapat mendorong anak-anak ini, untuk menjadi generasi-generasi emas untuk mengisi ruang-ruang yang dibutuhkan oleh negara, untuk membangun negara termasuk daerah Maluku,” tutur Irjen. Pol. Marthinus.
Terlepas dari itu, dirinya juga menjelaskan pula terkait dengan tugasnya sebagai Kadensus 88 AT Polri, selain sebagai Alumni SMAN 3 Ambon, “Terorisme itu tidak terotak pada wilayah, jadi kita tidak boleh mengidentifikasikan itu teratas satu wilayah, apalagi dengan situasi perkembangan teknologi informasi, maka terorisme mampu menembus batas-batas wilayah bahkan batas negara.
Tambahnya, “Terorisme itu juga tidak bisa disematkan kepada satu agama karena, menurut saya apa yang telah saya kaji selama ini, terorisme itu adalah antitesis dari segala kemajuan peradaban manusia, bahkan teori Sosial pasti ada antitesisnya, tetapi antitesis dari kemajuan peradaban yang teroris lakukan adalah antitesis yang ekstrem, karena Mereka menolak kemajuan, serta menolak perkembangan peradaban, dengan merespon secara ekstrem, karena itu mereka tidak bisa menerima adanya kemajuan itu. Pungkas Irjen. Pol. Marthinus. (Amy