Jurnalis Maluku Kecam Sikap Arogansi Kepala BPKAD SBB, Disebut Preman

Piru, Gakorpan News – Tindakan arogansi Kepala Badan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Siti Khotidja, bersama sekretarisnya terhadap salah satu jurnalis perempuan di Maluku, mendapat kecaman keras dari berbagai pihak.
Perilakunya dianggap tidak mencerminkan seorang pejabat publik, bahkan disebut-sebut menyerupai sikap preman jalanan.
Kecaman ini disampaikan oleh jurnalis senior Kabupaten SBB, Moses Rutumalessy, saat diwawancarai sejumlah awak media, Senin (30/12/2024). Menurutnya, sikap tidak etis Siti Khotidja selama ini bukan hanya ditujukan kepada wartawan, tetapi juga kepada Penjabat (Pj) Bupati SBB dan anggota DPRD setempat.
“Siti Khotidja ini lebih cocok disebut sebagai preman kelas kakap di Pemda SBB. Banyak masalah yang dia timbulkan, baik dengan pegawai, pimpinan, hingga wartawan. Bahkan ketika Pj Bupati SBB menghubunginya lewat telepon, dia tidak menggubris. Sikap arogansinya semakin terlihat ketika jurnalis datang untuk konfirmasi, namun dia hanya duduk santai dengan kaki terangkat seperti preman pasar,” ujar Rutumalessy.
Rutumalessy juga menambahkan, sikap arogansi Khotidja justru membuat berbagai keburukannya mulai terungkap oleh sejumlah pegawai di Pemda SBB.
“Apakah dia mengandalkan wajah cantiknya? Cantik itu percuma kalau mentalnya seperti preman. Mulai dari saat dia menjabat Sekretaris BKD, Plt Kepala Dinas Sosial, hingga kini Kepala BPKAD, sikap arogansinya selalu terbawa. Ini menunjukkan dia tidak pantas diberi jabatan apa pun,” tegas Rutumalessy.
Sebagai jurnalis, Rutumalessy mengingatkan bahwa pers adalah pilar keempat demokrasi yang dilindungi oleh Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999. Seorang pejabat publik, kata dia, semestinya menunjukkan sikap rendah hati dan bersahabat dengan media, bukan sebaliknya.
Rutumalessy mendesak Pj Bupati SBB, DR. Achamad Jais Ely, ST, M.Si, dan Sekda Leverne Alvin Tuasuun untuk segera mengevaluasi Siti Khotidja dari jabatannya.
“Masih banyak pejabat di Pemda SBB yang lebih potensial dan memiliki karakter yang baik. Jangan sampai pejabat seperti ini merusak citra pemerintahan,” tandasnya.
Rutumalessy juga berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi kepala OPD lainnya untuk tidak bersikap arogan terhadap pimpinan, DPRD, maupun wartawan.
“Kami, jurnalis, akan terus mengawal persoalan ini. Jika tidak ada langkah evaluasi, kami akan melakukan aksi untuk mendesak Pemda SBB bertindak tegas terhadap pejabat seperti ini,” pungkasnya. (Amy)