Larshen Yunus: Geger! Dugem & Narkoba. Ketika Sel Tahanan Berubah Jadi Club Malam

GAKORPAN NEWS Pekanbaru, Rabu, 16 April 2025 – Layaknya adegan sinetron paling panas, institusi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI kembali diguncang skandal memalukan! Sebuah video viral bak petir di siang bolong mengekspos pesta miras dan praktik nyabu yang terjadi di dalam sel tahanan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Jalan Sialang Bungkuk, Pekanbaru. Pelakunya? Para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang seharusnya menjalani rehabilitasi, tetapi malah berpesta pora bak di klub malam!
Sorotan Tajam dari Larshen Yunus.
“Dari Bandar Kelas Kakap Jadi Pemakai? Ini Konspirasi Hukum!”
Larshen Yunus, Ketua DPD KNPI Riau sekaligus Ketum DPP GARAPAN (Gabungan Rakyat Prabowo-Gibran), meledak amarahnya dalam konferensi pers di Kompleks CitraLand, Pekanbaru. Dengan nada tegas, ia mengungkap fakta mencengangkan: ‘Budi Akak’, bandar narkoba kelas berat yang seharusnya dihukum sebagai pengedar sesuai UU, justru divonis ringan sebagai ‘pemakai’!
“Ini bukan sekadar kesalahan prosedur, tapi sudah masuk ranah ‘persekongkolan jahat’!” seru Larshen, matanya berapi-api.
“Bagaimana mungkin seorang bandar dengan jaringan internasional tiba-tiba berubah status jadi pengguna? Ini pasti ada ‘tangan-tangan tak terlihat’ yang bermain!”
Misteri “Oknum Jenderal Sontoloyo”
Kekuatan Gaib atau Mafia Hukum?
Yang bikin bulu kuduk merinding, Larshen menyebut ada kekuatan mistis yang melindungi Budi Akak. “Dia ddijaga “Oknum Jenderal Sontoloyo!” Roh halus ini disebut-sebut telah ‘membutakan’ aparat penegak hukum (APH) hingga vonisnya cacat moral,” ungkapnya, disambut geleng-geleng kepala para relawan Prabowo-Gibran yang hadir.
Tudingan ini bukan tanpa dasar. Sebelumnya, ‘Kombes Pol. (Purn.) Dr. Manang Soebeti, eks Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, pernah membeberkan jaringan Budi Akak di media sosial. Tapi anehnya, kasus besar itu lenyap bak ditelan bumi. “Ke mana hilangnya berkas? Siapa yang tutup mata? Ini harus diusut tuntas!” desak Larshen.
Lapas Nusakambangan vs Kuasa Gelap.
“Pindahkan Budi Akak Sebelum Terlambat!”
Larshen mendesak Menteri Pemasyarakatan untuk segera memindahkan Budi Akak ke Lapas Narkoba Nusakambangan, Cilacap. Di Rutan Pekanbaru, dia masih bisa ‘main kabel’ dengan jaringan narkobanya. Hanya Nusakambangan yang bisa memutus aksesnya!, tegasnya.
Tapi, apakah langkah ini cukup? Fakta mengerikan terungkap.
Vonis Budi Akak sebagai pemakai bukanlah kesalahan teknis, melainkan akal- bulus mafia peradilan. Oknum Polisi, jaksa, hakim, semua kompak jadi ‘makhluk halus berjas’. Uang berbicara, hukum terbeli!, sindir Larshen, sebelum menutup pernyataannya dengan Al-Fatihah yang penuh makna.
Epilog:: Bangsa ini Butuh Penyelamatan!
Skandal Rutan Pekanbaru bukan hanya aib bagi Kemenkumham, tapi pukulan telak bagi kepercayaan publik. Jika bandar narkoba bisa bebas bergaya di balik jeruji, lalu di mana martabat hukum Indonesia?
“Mau sampai kapan kita diam? Ini saatnya bersuara! Hukum harus ditegakkan, bukan diperjualbelikan!”, teriak Larshen, mengakhiri press conference dengan gemuruh sorakan relawan.
Kini, bola ada di tangan Menkumham.
Akankah Budi Akak dan “Oknum Jenderal Sontoloyo”-nya tetap kebal hukum? Atau keadilan akhirnya datang sebagai pahlawan? , Tutupnya
Tunggu episode selanjutnya! 🎬
Kontributor: Arjuna Sitepu