Lemahnya Fungsi Kontrol, Kapal Cepat Bau Bau – Kendari Melebihi Kapasitas

Sulteng, Gakorpan NewsMinimnya fungsi pengawasan dan kontrol pada angkutan transportasi laut Bau Bau – Raha, Kendari kapal cepat Expres Bahari 7F memuat penumpang melebihi kapasitas.

Pantauan Media ini, Rabu 23 April 2025, Kapal cepat Expres Bahari 7F meresahkan penumpang, dengan muatan kapasitas yang sudah melebihi batas.

Banyak penumpang yang memiliki tiket dengan no tempat duduk, tidak mendapat tempat duduk sesuai no tiket yang di beli, sama halnya pada penumpang yang juga hanya membayar uang tanpa miliki tiket, juga tidak memiliki tempat duduk.

Penumpang yang naik dari pelabuhan Raha menuju kendari lebih memilih membawakan kursi plastik bulat untuk di pakai duduk di kapal.

Praktek pemuatan penumpang yang melebihi kapasitas ini sudah sejak lama dilakukan, dan hingga saat ini tidak ada peneguran baik dari DPRD maupun pihak perusahan pemilik Kapal.

Mestinya anggota DPRD Provinsi jeli melihat hal tersebut, demi kepentingan rakyat, karena terjadinya hal tersebut sangat meresahkan rakyat, namun rakyat hanya diam dan tidak bisa melakukan apapun.

Salah satu penumpang yang naik dari Bau Bau menuju Kendari yang di temui dalam kapal tersebut Amrin mengungkapkan” Sebagai masyarakat yang merasa resah dengan hal ini yang sudah sekian lama dilakukan. Ungkapnya

Bayangkan” Penumpang terdesak desak memadati setiap ruang kapal, sampai ada sejumlah penumpang yang hanya mengeluh sakit karena kakinya diinjak injak. Sebutnya

Menurutnya” Hal ini harus di hentikan, harus diterbitkan, dihentikan boleh lebih penumpang tetapi bukan berarti sampai sudah tidak ada cela untuk penumpang, bahkan berdiri saja pun terasa sulit.

Penumpang harus berdiri desak desakan bagaikan mobil Bis di kota Jakarta, akibat pemuatan penumpang yang sudah sangat melebihi kapasitas, jangankan penumpang barang bawaan pun alami hal yang sama terpaksa penumpang harus memangku beberapa barang bawaan-nya.

Penumpang sudah di samakan seperti hewan kambing, harus desak desakan, kepanasan, keringatan, bahkan basah saat hujan, terkesan Perhubungan Laut menutup mata. 

Rekomendasi Berita

Back to top button