PANDEMI BERKEPANJANGAN ANCAM PEREKONOMIAN DAERAH

ACEH,GAKORPAN.COM – Tidak usai-usainya pergulatan dengan COVID-19 membawa ancaman pada kondisi perekonomian Aceh. Bayang-bayang inflasi dan kelangkaan barang menjadi kekhawatiran Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPID) Provinsi Aceh.

Setelah berhasil mengendalikan inflasi di Aceh pada tahun 2021 dengan tingkat inflasi 2.74%, hal ini jelas mengalami penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 3.59%. Walau demikian, Pemerintah provinsi bersama dengan pihak BI Provinsi Aceh dan Satgas Pangan Aceh tetap siaga menghadapi tahun 2022.

Kepala Satgas Pangan Aceh, Sony Sanjaya, S.I.K mengonfirmasi bahwa sampai saat ini pihaknya telah melakukan pengawasan harga dan ketersediaan sembako dan daging di pasar. Hal ini, dilakukan demi menghindari terjadinya kelangkaan dan tidakan penimbunan barang memasuki Bulan Ramadan.

“Kita bekerja sama dengan semua pihak dalam mengawasi pasar, kita juga tetap sigap dalam menindaklanjuti tindakan penimbunan barang, para kartel dan mafia pangan di Aceh,” sebut Sony.

Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah, M.T. menilai inflasi di provinsi perlu dikendalikan dengan menjaga ketahanan 4 sektor utama. Mulai dari pemulihan dari bidang agro bisnis dan UMKM, peningkatan kualitas SDM, memperhatikan ketahanan dan kemandirian pangan Daerah, serta keseriusan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

“Untuk mengatasi terjadinya inflasi di masa sulit seperti ini, kita sudah siapkan strategi khusus menangi hal tersebut. Namun kita tetap harus terus berkoordinasi baik dengan TPID dan tim Satgas Pangan,” sebut Nova.

Sampai saat ini pemerintah provinsi menetapkan HET untuk minyak makan sebesar14.000/L untuk kemasan premium, 13.500/L kemasan sedehana dan 12.000/L untuk minyak curah. Potensi kenaikan harga barang akan terus di awasi oleh pemprov Aceh demi menjaga kestabilan ekonomi masyarakat memasuki bulan Ramadhan. (IDRIS)

Rekomendasi Berita

Back to top button