PT Alco Timber Grup Lari Dari Tanggung Jawab, Ketua LMA Mimate : Hentikan Kegiatan Penebangan Kayu

 

Gakorpan News – (08/07/2024)
Kehidupan masyarakat di daerah Sorong Selatan semakin hari semakin pahit di rasakan oleh masyarakat adat Mimate, di mana masyarakat berharap dengan hadir nya perusahaan kayu PT.Alco Timber Grup akan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, akan tapi hal itu jauh dari kenyataan.

Keluhan ini di sampaikan oleh ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Mimate yang akrab di panggil Pak Joel Saman ,kepada awak media yang ada di kota Sorong dan di Sorong Selatan.

Joel Saman menjelaskan bahwa sebelumnya ada kesepakatan antara masyarakat adat Mimate , PT Alco Timber grup dan Pemerintah Daerah yang di lakukan dua tahun yang lalu, tepatnya tanggal 27 Mei 2022 yang lalu di ruangan pertemuan Waigo Splash kota Sorong.

“Harapan masyarakat supaya perusahaan bisa komitmen atas kesepakatan yang sudah di sepakati bersama, apabila perusahaan tidak melaksanakan hal yang di sepakati ,kepala suku MIMATE akan melakukan hal lebih jauh lagi untuk menutup memalang tempat usaha perusahaan tersebut serta menurunkan masyarakat untuk turun ke lokasi pengolahan dan penampungan kayunya di muswaren ” ujarnya

“Kayu kami sudah tidak dibayar sudah bertahun tahun serta dampak yang di timbulkan karena penebangan kayu kami sudah ribuan kubik” teriak seorang masyarakat yang di sampaikan kepada awak media ini saat bertemu di salah satu perkampungan di Sorong Selatan.

Joel Saman meminta agar Henock sebagai pimpinan perusahaan PT. Alco Timber Grup bisa komitmen dalam berbisnis terutama kepada masyarakat adat, dirinya berjanji akan menghentikan seluruh kegiatan usaha penebangan kayu yang dilakukan oleh Henock alias Ongko Minho tersebut bilamana komitmen yang sudah dibuat tidak ditepati.

Frans Baho sebagai penasehat Persatuan Pewarta Warga Indonesia wilayah Sorong Raya juga mengecam tindakan Ongko Minho yang seakan akan menganggap remeh Lembaga Masyarakat Adat MIMATE.
“Saya dengar informasinya bahwa ada komitmen tertulis yang ditanda tangani bersama dan disaksikan pemerintah, dimana perusahaan komitmen memberikan kompensasi 100 ribu per kubik, namun kenyataannya perusahaan memberikan hanya sesuka hatinya tanpa laporan yang jelas akan hasil kayu yang sudah diambil. LMA bukan meminta jatah preman yang bisa dibuat suka suka, seharusnya perusahaan menganggap serius dengan memberikan laporan resmi agar LMA juga bisa mengontrol penebangan kayu tersebut” ucap Frans Baho yang terkenal sebagai pemerhati ketidakadilan.

Frans menduga bahwa PT. Alco Timber Grup ini juga tidak membayar pajak yang benar kepada negara. Menurutnya KPK juga bisa turun ke lapangan untuk memeriksa apakah perusahaan kayu tersebut sudah melakukan kewajibannya kepada negara, jangan sampai Minho hanya memberikan upeti kepada oknum oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Saya dengar bos nya (Minho) dulu pernah ditahan dan menjadi napi, jadi jangan sampai sekarang berbuat dan mengulangi perbuatannya lagi” kata Frans Baho yang juga termasuk salah satu tokoh masyarakat asli Mimate.

Surat komitmen yang tidak ditepati oleh Henock tersebut juga disaksikan oleh pejabat negara seperti kepala dinas PMPTSP Sorong Selatan (Ananias Wetaku SE.MM) , kepala dinas Kehutanan propinsi Papua Barat (Ir.Runaweri FH. MM), kepala biro Otsus Daerah Propinsi Papua Barat (Abner Singgir, SE.MM), juga beberapa kepala Distrik dan kepala kampung.

(SS)

Rekomendasi Berita

Back to top button