Rekrutmen Bacapas Di Halut 2025 Tidak Selektif, Disinyalir Terjadi Praktek Nepotisme

HALUT, Gakorpan News – Pengrekrutan Bakal Calon Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka (Bacapas) di Halmahera Utara menuai protes dari berbagai Kalangan. Pasalnya, pada tahapan pengrekrutan yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Halmahera Utara dinilai tidak sesuai dengan mekanisme pada tahapan Test Wawasan Kebangsaan (WTK), Tes Intelegen Umum (TIU), dan Parade tahap II.

Dari pantauan Media ini dalam beberapa hari ini, Hal itu nampak jelas, ketika Panitia mengukur Tinggi Badan (TB) tidak menggunakan alat ukur yang seharusnya seperti stadiometer, Microtoise, atau Shortboard, tapi justru menggunakan kayu lata. Otomatis sangat diragukan untuk tingkat akurasinya. Akibatnya ada Bacapas yang harus gugur, meskipun nilai TWK 75, dan nilai TIU 100. Artinya hasil TWK dan TIU percuma, karena tidak menjadi indikator pada tahapan ini.

Miris, karena alat yang digunakan oleh panitia untuk mengukur tinggi badan hanya menggunakan kayu lata. Padahal APBD yang disiapkan untuk kegiatan ini, anggarannya cukup besar.

Selain tidak sesuai mekanisme, untuk tingkat akurasi pun sangat diragukan. Hal ini diduga, ada praktek manipulasi dan nepotisme untuk menggugurkan dan meloloskan Bacapas tertentu. Hal ini menimbulkan kekecewaan yang mendalam bagi para orang tua, terutama bagi Bacapas.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, terungkap bahwa panitia tidak konsisten dengan penetapan nilai standar untuk TWK dan TIU. Dimana pada penetapan awal nilai standart yaitu 70. Namun itu di rubah lagi ketika ada beberapa Bacapas yang tidak lolos ketika mengikuti TWK dan TIU.

Kemudian oleh panitia kembali melakukan tes ulang dengan merubah nilai standar dari 70 menjadi 55. Hal ini menjadi sorotan publik, ada apa sebenarnya ?

Rekomendasi Berita

Back to top button