Siti Khotidja Diduga Bersikap Arogan terhadap Wartawan, Breemer: Ini Pelecehan Profesi Jurnalistik
Piru, Gakorpan News – Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Siti Khotidja, diduga menunjukkan sikap arogansi terhadap wartawan GlobalMaluku.id, saat konfirmasi dilakukan di ruang kerjanya di lantai II kantor Bupati SBB, Selasa (24/12/2024).
Menurut Amel Breemer, Pimpinan Redaksi GlobalMaluku.id, tindakan Siti Khotidja ini mencerminkan pelecehan terhadap profesi wartawan. Breemer menyatakan bahwa konfirmasi yang dilakukan secara sopan justru disambut dengan nada membentak oleh Siti Khotidja.
“Saya datang dengan niat baik untuk melakukan konfirmasi terkait laporan pihak ketiga yang belum mendapatkan SP2D sesuai hasil wawancara sebelumnya dengan Ketua Komisi I DPRD SBB, Fredy Pentury. Namun, respons yang saya dapatkan sangat tidak sopan dan bernada tinggi,” ungkap Breemer kepada awak media, Rabu (25/12/2024).
Breemer menjelaskan bahwa pernyataan Siti Khotidja seperti, “Beta seng mau ambel bae, tunggu dari pagi sampe malam sampe dapat pagi,” menunjukkan sikap tidak profesional sebagai pejabat publik. “Padahal, saya hanya ingin memastikan informasi dengan cara yang sangat sopan,” tambahnya.
Breemer menegaskan bahwa wartawan adalah pilar keempat demokrasi yang memiliki peran penting dalam menjaga transparansi dan kontrol sosial. Tindakan Siti Khotidja yang dianggap arogansi ini dinilai sebagai pelecehan terhadap profesi jurnalistik.
“Sebagai pejabat publik, seharusnya dia menunjukkan sikap santun, bukan malah melecehkan wartawan yang menjalankan tugasnya. Kejadian ini sangat mencederai marwah profesi kami,” tegas Breemer.
Breemer juga meminta Penjabat Bupati SBB, Dr. Achamad Jais Ely, dan Sekretaris Daerah, L. Alvin Tuasuun, untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap sikap yang ditunjukkan oleh Siti Khotidja dan stafnya.
“Baik pejabat maupun stafnya harus menyadari bahwa kami wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Pers. Ini adalah ancaman nyata terhadap kebebasan pers, khususnya bagi kami para jurnalis perempuan di Maluku,” ujarnya dengan nada tegas.
Selain itu, Breemer juga menyoroti perilaku Siti Khotidja di ruang kerja, seperti duduk dengan cara yang tidak pantas di depan tamu, yang mencerminkan kurangnya etika seorang pejabat publik.
“Hal ini semakin menunjukkan bahwa dia tidak menghormati profesi kami. Pejabat publik seharusnya menjadi teladan, bukan menunjukkan sikap arogan, apalagi di depan anak buahnya,” tambah Breemer.
Breemer menutup pernyataannya dengan harapan agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi pejabat lain untuk menghargai profesi wartawan. “Kami tidak meminta lebih, hanya penghormatan dan sikap profesional saat kami menjalankan tugas jurnalistik,” pungkasnya. (Amy)