SMP Negeri 7 Ambon Terapkan Pembelajaran Berbasis Keagamaan Selama Bulan Ramadan

Ambon, Gakorpan News – Kepala SMP Negeri 7 Ambon, Hasan Tuahuns, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa proses belajar mengajar selama bulan suci Ramadan 1446 Hijriyah/2025 tetap berjalan sesuai dengan pedoman dari pemerintah.
Hal ini mengacu pada Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 2 Tahun 2025 yang diterbitkan bersama Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, serta edaran dari Pemerintah Kota Ambon.
Dalam keterangannya kepada wartawan Gakorpan.com di ruang kerjanya pada Kamis (6/3/25), Hasan Tuahuns menegaskan bahwa tidak ada libur selama Ramadan, tetapi siswa melaksanakan belajar mandiri di rumah mulai 27 Februari hingga 5 Maret 2025.
“Hari ini, 6 Maret, pembelajaran di sekolah kembali berjalan hingga 27 Maret, dengan tambahan kegiatan keagamaan,” ungkapnya.
Hasan menjelaskan bahwa selama periode pembelajaran di sekolah, selain kegiatan belajar mengajar (PBM) seperti biasa, juga terdapat kegiatan keagamaan yang dibagi sesuai agama masing-masing siswa.
“Untuk siswa beragama Islam, diadakan tadarus Al-Qur’an dan pesantren kilat, sedangkan siswa beragama Kristen melaksanakan kegiatan kerohanian,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pesantren kilat bagi siswa Muslim diadakan secara bergilir, satu hari untuk satu jenjang kelas, dengan bimbingan guru agama Islam. Hal serupa juga diterapkan bagi siswa Kristen yang akan dibimbing oleh guru agama Kristen.
“Dengan cara ini, baik PBM maupun kegiatan keagamaan tetap berjalan seimbang,” tambahnya.
Lebih lanjut, Hasan berharap kegiatan pesantren kilat dan kerohanian ini dapat membentuk karakter siswa agar semakin dekat dengan Tuhan serta memiliki moral dan sikap yang baik.
“Saya sangat mendukung program Kementerian yang tidak hanya menekankan kecerdasan akademik, tetapi juga membangun karakter dan sikap moral siswa. Tidak ada gunanya pintar secara akademik jika tidak diiringi dengan budi pekerti yang baik,” tegasnya.
Saat ini, SMP Negeri 7 Ambon memiliki 668 siswa dari kelas 7 hingga kelas 9, dengan sekitar 85% beragama Islam dan sisanya beragama Kristen. Sedangkan tenaga pendidik di sekolah tersebut berjumlah lebih dari 50 orang, terdiri dari ASN, P3K, dan tenaga honorer yang terus bekerja sama dalam memajukan pendidikan di sekolah.
Dengan penerapan pola pembelajaran berbasis keagamaan selama Ramadan ini, Hasan berharap siswa tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu mengembangkan sikap dan moral yang baik dalam kehidupan sehari-hari. (Amy)