TPA Benowo Jadi Rujukan Pengelolaan Sampah Kota Ambon

Surabaya, Gakorpan News – Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon, Alfredo Hehamahua, menyatakan bahwa Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo di Surabaya layak dijadikan contoh dalam pengelolaan sampah perkotaan, termasuk di Kota Ambon.
Hal tersebut disampaikannya saat kunjungan kerja dalam rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) APEKSI VII di Surabaya, Rabu (7/5/2025).
Hehamahua mengungkapkan kekagumannya atas kemampuan TPA Benowo yang tak hanya menjadi lokasi pembuangan akhir, tetapi juga mampu mengolah sampah menjadi energi listrik melalui fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pertama dan terbesar di Indonesia.
“TPA Benowo bukan hanya tempat pembuangan sampah, tetapi telah menjadi sumber energi. Ini merupakan PLTSa pertama dan terbesar di Indonesia yang diresmikan Presiden pada Mei 2021. Di sini, sampah diolah menjadi listrik yang bermanfaat bagi warga Surabaya,” ujarnya kepada Media Center Pemkot Ambon.
Menurutnya, TPA Benowo menerima sekitar 1.600 ton sampah per hari. Dari jumlah itu, sekitar 1.000 ton dikelola PT Sumber Organik untuk menghasilkan listrik sebesar 9 megawatt (MW), sementara sisanya dikelola pihak ketiga dan menghasilkan listrik tambahan sekitar 1-2 MW yang dijual ke PLN.
“Model seperti ini bisa jadi rujukan bagi Ambon. Meskipun tidak mudah, ini memberi kita gambaran bagaimana pengelolaan sampah bisa berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” lanjutnya.
Dukungan infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai di Surabaya turut menjadi faktor keberhasilan. Surabaya memiliki 191 Tempat Penampungan Sementara (TPS), 13 unit TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan sekitar 600 armada pengangkut sampah, di mana 300 di antaranya merupakan armada konvektor.
“Ini menjadi contoh konkret bahwa dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai, serta komitmen kuat pemerintah kota, pengelolaan sampah bisa menjadi peluang, bukan sekadar masalah,” jelas Hehamahua.
Kunjungan ke TPA Benowo merupakan bagian dari forum nasional bertema “Indonesia Darurat Sampah, Bagaimana Strategi Penanganannya”, yang dihadiri oleh kepala dinas lingkungan hidup dari seluruh kota di Indonesia. Hehamahua menambahkan, forum ini memberi banyak masukan berharga dalam merumuskan strategi pengelolaan sampah di daerah masing-masing.
Di sisi lain, dalam kesempatan terpisah, Kota Ambon juga mengikuti Forum Kepala Bappeda Kota Seluruh Indonesia (BAKTI) Tahun 2025 dengan tema “Optimalisasi Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai Dasar Kebijakan Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan”.
Sekretaris Bappeda-Litbang Kota Ambon, Ansyerin Horhoruw, mengatakan bahwa forum tersebut menjadi ajang sinergi dan pertukaran informasi antar daerah dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan.
“Pertemuan ini sangat penting dan strategis untuk membahas isu-isu perencanaan pembangunan daerah. Dengan adanya DTSEN yang ditetapkan melalui Inpres No. 4 Tahun 2025, diharapkan penyaluran bantuan sosial dari pemerintah menjadi lebih tepat sasaran,” ungkapnya.
Beberapa narasumber penting hadir dalam forum tersebut, seperti Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono, Executive Director Sekretariat Satu Data Pusat Bapp (Amy)