Warga Tewas Tertimbun Longsoran Tanah Saat Kerjakan Proyek Irigasi di Desa Karangtalok

Pemalang, GAKORPANNEWS.COM – Seorang warga tewas tertimbun tanah longsor. Menurut informasi, peristiwa ini terjadi saat mengerjakan proyek saluran irigasi di tengah pematang sawah di Desa Karangtalok, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, Rabu (24/7/2024) siang.

Saat itu, bersama ayahnya (S), korban tengah mengerjakan proyek irigasi (memasang dan menyabung pipa di galian sedalam 3 meter) tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), diketahui proyek irigasi di Desa Karangtalok didanai dari dana desa tahun anggaran 2024. Korban tersebut adalah SF (29) yang merupakan warga Gg. Perahu, Desa Karangtalok.

Menurut informasi dari seorang warga setempat, Ad (26) kepada GAKORPANNEWS. COM menjelaskan, sekitar pukul lebih kurang 11.00 WIB, dirinya mengetahui informasi tersebut dari video saat evakuasi korban yang beredar di tengah – tengah masyarakat.

Menurutnya, saat itu korban sedang bekerja bersama ayahnya untuk menyambung pipa (proyek desa irigasi). Saat bapak dan anak sedang di bawah galian tersebut untuk memasang pipa seketika tanah bekas galian yang berada di atas mereka longsor dan menimpa mereka (korban dan bapak korban).

Kembali dijelaskan oleh Ad, saat kejadian bapak korban hanya tertimbun setengah badan lalu berteriak minta tolong dan segera mendapat pertolongan dari para buruh petani dan sopir combat yang saat itu sedang tak jauh dari lokasi kejadian. Namun naas, SF sang anak tertimbun seluruh badanya dan saat mendapatkan pertolongan dari para buruh petani di lokasi, nyawanya sudah tidak tertolong.

“Informasi tersebut betul mas, ada warga yang meninggal dunia saat mengerjakan proyek saluran irigasi di tengah sawah siang tadi,” ucap Ad.

“Kejadiannya kurang lebih antara pukul 11:00Wib – 12:00Wib, dan yang meninggal dunia anaknya SF (29), sedangkan bapaknya (S) selamat,” ungkapnya.

Sementara Karnoto, Kepala Desa Karangtalok saat dihubungi melalui sambungan telpon membenarkan kabar tersebut, bahkan dia sudah mengingatkan kepada Tim Pengawas Kerja (TPK) yang juga ayah korban. Saat sebelum kejadian, Karnoto sudah mengingatkan agar bekerja pakai APD (pakai tali), bahkan Karnoto juga sempat meminta Sumardi dan SF untuk libur saja dulu karena satu orang pekerja atau rekanya masih libur.

“Saya juga tidak menyangka mas bakal ada musibah seperti ini, sebelum kejadian saya sudah mengingatkan agar kerja pakai tali atau APD. Dan bahkan saya juga sudah meminta TPK (ayah korban) untuk libur dulu saja karena ada pekerja, satu orang yang masih libur,” terang Karnoto.

Proyek irigasi, yang berlokasi di tengah sawah di Desa Karangtalok yang sumber dananya dari dana desa tersebut dikerjakan langsung oleh ayah korban selaku TPK bersama korban dan satu pekerja lain.

“Tadi setelah dibantu evakuasi oleh para buruh tani di sekitar lokasi kejadian korban, langsung dibawa pulang ke rumah setelah diketahui meninggal dunia, dan saat ini sudah dikebumikan oleh pihak keluarga,” jelas Karnoto.

Jabidi, S.,Kom., selaku aktivis menyikapi peristiwa tersebut diduga adanya unsur kelalaian, pihaknya meminta agar aparat penegak hukum (APH) untuk menyelidiki peristiwa tersebut.

“Aparat harus menyelidiki dalam peristiwa itu apakah ada unsur kelalaian atau unsur lain supaya ada yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut, Karna ini menyangkut nyawa seseorang,” tegasnya.

Menurut dari narasumber terpercaya, saat ini peristiwa tersebut sudah ditangani Polsek setempat, serta untuk pihak keluarga menerima bahwa kejadian tersebut sebagai musibah.

Rekomendasi Berita

Back to top button